Rss Feed

Jodoh



Manusia, lahir dan mati atas ketentuan Allah. Pengetahuan transendental ini menjadi bekal manusia menjalani kehidupannya dan mengabdikan dirinya beribadah kepada-Nya. Tentu akan sederhana perkaranya jika orientasi ibadah tersebut berjalan tanpa dikelilingi situasi apapun seperti halnya malaikat. Sayangnya manusia dihadapkan pada berbagai problematika sosial baik kultural maupun struktural yang mau tak mau menyita banyak pikiran dan waktu. Problem-problem tersebut datang muncul bahkan ketika manusia belum mengerti arti dari sebuah masalah.


Ada satu pertanyaan menarik yang cukup menggelitik dan dirasa cukup menohok kaum lajang khususnya. Jodoh itu masuk kategori takdir mubrom atau takdir mu'allaq?
Jika disebut takdir mubrom, maka artinya manusia cukup berdiam diri maka jodoh akan datang dengan sendirinya. Sementara sebutan kedua (takdir mu'alaq) menunjukkan keharusan manusia berupaya memperoleh jodoh. Arti jodoh disini dipersempit sebagai pasangan yang menikah.

Sebelum lebih jauh perlu diketahui bahwa bukan hanya jodoh yang ada dalam kekuasaan Allah, namun juga segala yang terjadi di dunia meski sehelai daun yang menguning dan jatuh, merupakan kehendak (takdir) dari Allah. Manusia hidup dalam ruangan takdir yang mana terdapat dinding yang membatasi manusia melenceng dari takdir. Ketika manusia pergi menuju satu titik namun tidak menemukan apa yang ia cari maka ia tak dapat melewati dinding takdir, sehingga ia  harus berusaha berpindah tempat untuk menemukan apa yang ia harapkan. Jangan coba mempersalahkan takdir sebelum berusaha. Jadi jangan menunggu jodoh tapi jemputlah sesuai koridor agama dan budaya.

Lalu bagaimana dengan manusia yang mati sebelum menikah?
Itu disebut takdir namun hal tersebut terjadi karena dua hal. Bisa jadi ia kurang berusaha atau tidak berusaha atau boleh jadi ia telah berusaha sekuat tenaga namun itu adalah batas takdir yang ditentukan. Selama manusia belum mengetahui batas akhir dari takdir maka ia diharuskan berupaya segigih mungkin untuk mencapai harapannya. Salah satu bentuk usaha yang diajarkan dalam Islam adalah "Doa". Prof.Qurais Shihab menyebutkan ayat pada akhir surat Al Furqon, 

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا  

“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (25: 74)
   
Secara umum orang mengartikannya 'Ya Allah karuniakanlah dari pasangan-pasangan kami keturunan yang baik..', sedangkan sebagian yang lain memberi makna pada doa yang sama 'Ya Allah anugerahkanlah kami pasangan..' 

Selamat berusaha dan berdoa.





Catatan : 
Jangan perjuangkan orang yang tak mau diperjuangkan. Berpindahlah pada sisi dinding takdir lain untuk mendapatkan yang terbaik.
Get Spirit !!!