Rss Feed

Menjadi "Hidup"

Hidup ini bertumpu pada keyakinan. Karna ketika kamu telah memiliki kemantapan yang sesungguhnya pada dirimu maka langkah apapun yang kau ambil adalah cerminan dirimu. Dan kau pun takkan menyesalinya. Tak takut apapun. BERANI. Bukan karena kamu tak mempunyai rasa takut sedikitpun, melainkan karena keyakinanmu yang besar mampu menyisihkan rasa takut dalam hatimu. Maka timbul pertanyaan, apakah keyakinan itu? Keyakinan adalah kekuatan yang membuatmu mantap dengan segala keputusanmu. Tanpa keraguan. Karna itu adalah kamu, karna kamu menjadi dirimu sendiri, dan karna kamu mengikuti apa kata hatimu. Ia bisa bersumber dari mana saja. Kehidupan religius, kebiasaan untuk meyakini hal, sugesti, juga dari kehidupan. Jika kau serta merta menerima keyakinan yang didoktrinkan orang lain, sejatinya kau belumlah menemukan dirimu. Meski ternyata saran dari orang tersebut terbukti baik untukmu. Namun karena kau tak menemukan sendiri dengan caramu, proses hidupmu. Keyakinan itu pun akan terasa hambar. Dan bukan tidak mungkin akan hilang bagai angin berlalu. Semakin terjal kamu berproses mencari makna hidup semakin lekat pula sari pati yang kau peroleh. Dan ia kan menjadi keyakinanmu hingga akhir hayat. Jadi Manusia - proses hidup - makna hidup - sari pati kehidupan - keyakinan Tanpa keyakinan hidup tak terasa hidup, hidup terasa hambar Tak ada beda dengan mati. Manusia - manusia yang resah akan hakikat kehidupannya meraba - raba dalam kegelapan pekat. Karena makna hidup itu bukanlah suatu hal yang konkret dan paten. Tapi ia luwes dan menelusup sangatlah lembut pada tiap pori kehidupan. Dan tiap manusia mempunyai cara uniknya sendiri untuk belajar.
Lalu muncullah para filosof pencari kebenaran spt socrates, plato, hume, hingga muncul tokoh - tokoh intelektual berdasar dari filsafat yang mereka anut sebut saja sepert isac newton, galileo, phytagoras dsb. Dalam Islam dikenal pula tokoh filsuf sekaligus ilmuan besar di antaranya ibnu rusyd dan ibnu sina.
 Sementara itu masih dalam konteks Islam, terdapat 3 tingkatan keyakinan : 1. Ilmul yakin. Keyakinan ini boleh dibilang keyakinan dari "kata orang". Hanya menerima keyakinan yang disodorkan oleh orang lain tanpa menilik lebih jauh. Keyakinan yang terpengaruh kultur " keyakinan mayoritas" yang ada pada lingkungannya tumbuh. 2.Ainul yakin. Yakni melakukan telaah lebih lanjut dari tesis (pernyataan) awal yang diterima dengan berbagai proses yang ia lalui. Hingga ia pun semakin meningkat tingkat keyakinannya. 3. Haqqul yakin. Yakin yang sebenar - benarnya. Keyakinan ini diraih setelah semua tingkat keyakinan dilaluinya dan merupakan puncak dari keyakinan. Keyakinan penuh dan tertanam kuat dalam hati.
 Kini, Sudahkah kau menemukan keyakinanmu??
 - pencari makna hidup 120415

Api marah, darimana asalnya?

Jadi begini kawan. Malam ini sekitar jam 9 tadi, Mommyku matiin lampu kamar mandi yang letaknya ada di garasi plus nutup pintu yang agak susah kalo dibuka dari dalam. Dan wuuu, entah dari mana asalnya aku sebel banget. Beneran pake banget, pasalnya di dalam kamar mandi sama sekali gak terlihat apapun. Awalnya aku kira listriknya padam namun ternyata di luar garasi, lampu menyala dengan terangnya. Kontan saja aku jadi marah gak karuan juntrungnya. Dan di tengah kemarahanku ini tiba - tiba jadi mikir darimana asalnya marah. Jadi sambil ngopi dan nonton TV, aku tulis ini. Marah merupakan salah satu dari karakter psikis yang ada pada dalam diri manusia. Biasanya ini terjadi ketika kita menemukan sesuatu yang tak sesuai dengan kondisi awal yang dikehendaki hati. Ciri fisiknya : mata membelalak, jantung berdebar lebih kencang, dalam kondisi tertentu bahkan disertai sesak nafas. Tingkat kemarahan pun manusia berbeda - beda mulai dari biasa, sedang hingga berlebih - lebihan (kalau di dunia game semacam level easy, medium, hard, advance). Dari sini akhirnya muncul beberapa golongan manusia (gymnastiar : 2002) : Pertama, lambat marah dan lambat reda dan lama bermusuhannya. Dua, Cepat marah dan lambat redanya. Tiga, Cepat marah dan cepat redanya. Empat, Lambat marah dan lamba redanya. Dari perbedaan tingkat kemarahan ini saja sudah membuat ras manusia menjadi unik kan? Sementara dari tinjauan medis ada sejumlah kondisi yang bisa menyebabkan seseorang rentan dengan kemarahan. Kondisi - kondisi ini disebutkan oleh Dr. Helen Stokes Lampard dari Royal College of General Practitioners sbb : 1. Hipertiroidisme Yaitu ketidakstabilan kelenjar tiroid sehingga memproduksi hormon tiroid terlalu banyak. Dilansir dari Dr. Neil Gittoes, seorang ahli endokrinologi di University Hospitals Birmingham and BMI the Priory Hospital, Birmingham, kelebihan hormon ini akan mempengaruhi metabolisme tubuh dan berdampak meningkatnya kegelisahan, gugup dan sulit berkonsentrasi. 2. Obat kolesterol Obat ini mengandung satin yang memberikan efek samping mudah hilang kesabaran. Dalam penelitian yang lebih lanjut satin menyebabkan serotonin lebih rendah dan mengakibatkan peningkatan depresi dan kematian. Maka dari itu dalam konsumsinya harus di bawah pengawasan dokter. 3.Diabetes Ketidakseimbangan kadar gula dalam tubuh mempengaruhi keseimbangan serotonin dalam otak. Akibatnya menjadi lebih agresif, bingung, marah berlebihan, bahkan panik. 4.Autisme Penderita autisme cenderung mengalami kesulitan dalam keterampilan sosial dan komunikasi. Dari sini syaraf sensorif mereka sering terstimulasi sehingga meningkatkan kemarahan mereka. 5.Alzheimer Aku jadi teringat film korea berjudul "Remember Me" kalau membicarakan penyakit ini. Semacam penyakit kepikunan yang menyerang fungsi otak secara bertahap hingga menghapus semua ingatan. Ngeri ya. Fungsi otak yang melemah ini mempengaruhi perilaku emosional dan kepribadian seseorang. 6. Obat Tidur Obat - obat sejenis ini memperlambat fungsi otak sehingga dapat menambah tingkat kemarahan seseorang. 7. Sindrom Pra Menstruasi (PMS) Ini nih biang keladi kenapa wanita bisa tiba - tiba super sensitif dan gampang marah. Hal ini terjadi karena tidak seimbangnya hormon estrogen dan progesteron. Masanya sekitar dua minggu sebelum menstruasi atau ketika dalam siklus menstruasi. Jadi hati - hati bagi kaum adam yang deket - deket wanita. Mereka bisa berubah jadi harimau sewaktu - waktu. Нaha. Cukup dulu untuk kepo-nya malam ini. Kopinya udah abis dari tadi. Lain kali ditambah kajian kitab dech biar lebih seru. Btw marah udah ilang loh hihi. Makasih atas waktu luangnya baca ini ^_^. Sumber : *)http://artikel.okeschool.com/artikel/gaya-hidup/1270/anda-suka-marah-berikut-penyebab-mengapa-anda-jadi-gampang-marah.html *)https://budilisnt.wordpress.com/2010/03/30/psikologi-marah/?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C6031115526 Rembang, 23 Juli 2015 Nadine Husein

83 tahun dalam 1 malam

"Lailatul Qadr khoirum min alfi syahr" Suatu malam yang nilainya jauh lebih baik dari 1000 bulan yang jika dikalkulasikan sekitar 83 tahun. Singkat saja karena topik ini terlalu sering dibahas. Saya ingin mengulas tentang Apa perbedaan antara lailatul Qadr dengan malam nuzulul Quran? Dua malam ini terjadi dalam satu bulan yakni bulan ramadan. Al Quran atau kalamullah turun di lauhil mahfudz pada lailatul qadr. malam itu adalah malam yang diberkahi dimana para malaikat turun ke bumi. "Tanazzalul malaaikatu war ruuhu fiiha". Sedangkan malam nuzul Quran adalah malam turunnya AlQuran pada nabi Muhammad melalui perantaraan malaikat Jibril. Malam ini terjadi pada tanggal 17 Ramadhan. Mengenai waktu terjadinya lailatul qadr diyakini pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan dan menurut para ulama terdahulu lebih sering terjadi pada malam 25 Ramadhan. Adapun ciri - cirinya (masih menurut para ulama) : pertama, matahari terbit tidak menyengat. Hanyalah cahaya terang yang tampak. Dua, siangnya tak ada angin maupun mendung. Panas matahari tak terlalu menyengat suasana sejuk. Tiga, malamnya, hawa dingin membuat bulu kuduk meremang (merinding). Jika diberkahi hati terasa ingin menangis. Ƨεмợ̇ƍå mendapat kesempatan menjumpai dan mendapat rahmatNYA. Amiin. Disampaikan Kyai Sugeng Utomo dalam penutupan pengajian Ramadhan 7 Juli 2015. Ponpes Daarul Ulum wal Hikam.

Benar (?)

Ini pertama kalinya saya menulis blog via hp. Ada sesuatu yang menggelitik saya sejak beberapa hari yang lalu. Mengenai sesuatu yang banyak dicari manusia bahkan semenjak manusia ada di muka bumi. Sebuah ke-"benar"-an. Sifat relatif dari sebuah kebenaran justru menjadikannya abstrak. Karena benar menurut saya belumlah cukup benar bagi anda ataupun orang lain. Karena perbedaan persepsi inilah sering muncul pergesekan keharmonisan di antara manusia. Bahkan bisa menyebabkan pertumpahan darah dalam peradaban manusia. Terlepas dari semua itu ada dua jenis kebenaran yang diketahui. Pertama, kebenaran universal. Sebuah claim akan kebenaran yang diakui seluruh manusia di belahan dunia. Perjalanan untuk menetapkan hukum kebenaran universal inipun tidaklah mulus. Sejarah mencatat perjuangan revolusi manusia mewariskan "benar" yang sesuai bagi umat manusia. Kebenaran ini berupa persamaan derajat dan hak - hak manusia sebagaimana yang kita ketahui dalam revolusi perancis dengan semboyannya liberte (kebebasan), egalite (persamaan) dan fraternite (persaudaraan). Dalam agama Islam kita ketahui Al-Quran dan Hadist adalah kebenaran absolut, meski dalam furu' terjadi banyak sekali perbedaan namun dalam ashl ( dasar pokok ) sama dimanapun ia berada. Untuk kebenaran ini karena sifatnya yang universal maka sangat mudah diketahui benar atau salah sikap individu, kelompok, instansi, atau bahkan kebijakan pemerintah. Dari sini hukum yang kita kenal sekarang dibentuk. Menurut saya ini tidaklah susah menjadi "benar" dalam kebenaran jenis ini. Kedua, kebenaran kolektif. Sebuah kebenaran yang diakui hanya oleh sebagian kelompok manusia tertentu saja. Kebenaran model ini bisa kita jumpai pada hukum adat, peraturan sekolah, asrama maupun pesantren. Baik tertulis maupun tidak tertulis. Dengan kemampuan manusia beradaptasi, untuk menjadi "benar" dalam kebenaran ini pun tidaklah sulit. Meski terkadang proses untuk beradaptasi dalam kebenaran ini membutuhkan waktu agak lama. Beberapa hari lalu saya baru menemukan jenis kebenaran yang lain. Suatu jenis kebenaran yang sering terlewatkan. Kebenaran yang sifatnya lebih spesifik daripada kebenaran kolektif yakni kebenaran individu. Kebenaran dalam perspektif seseorang tidaklah sama dengan perspektif orang lain. Sehingga tak jarang menimbulkan kesalahpahaman dan tindakan saling menyakiti karena masing - masing merasa paling "benar". Ini yang sering membuat saya tidak mengerti bagaimana sebaiknya harus bersikap. karena orang lain terkadang enggan memberitahukan kebenaran dalam sudut pandang mereka, hingga suatu ketika meledaklah kemarahan akan sikap - sikap yang tak sesuai dengan kebenaran perspektif mereka. Wah, saya sampai bingung siapa yang salah dan apa yang salah. Untungnya manusia juga menciptakan kata "maaf" dalam kehidupan sosial. Kata ini menjembatani dua perspektif yang berbeda menjadi harmonis terlepas dari judge benar dan salah. Memang semua orang berproses menjadi "benar" namun tetaplah harus melalui jalan yang "benar" pula. Yogyakarta, 10 Juli 2015 _Nadine Husein_ NB : Saya tidak membicarakan hakikat kebenaran hidup di sini sebab akan melalui pembahasan yang amatlah panjang, dan saya masihlah dalam perjalanan menemukannya.