Rss Feed

Benar (?)

Ini pertama kalinya saya menulis blog via hp. Ada sesuatu yang menggelitik saya sejak beberapa hari yang lalu. Mengenai sesuatu yang banyak dicari manusia bahkan semenjak manusia ada di muka bumi. Sebuah ke-"benar"-an. Sifat relatif dari sebuah kebenaran justru menjadikannya abstrak. Karena benar menurut saya belumlah cukup benar bagi anda ataupun orang lain. Karena perbedaan persepsi inilah sering muncul pergesekan keharmonisan di antara manusia. Bahkan bisa menyebabkan pertumpahan darah dalam peradaban manusia. Terlepas dari semua itu ada dua jenis kebenaran yang diketahui. Pertama, kebenaran universal. Sebuah claim akan kebenaran yang diakui seluruh manusia di belahan dunia. Perjalanan untuk menetapkan hukum kebenaran universal inipun tidaklah mulus. Sejarah mencatat perjuangan revolusi manusia mewariskan "benar" yang sesuai bagi umat manusia. Kebenaran ini berupa persamaan derajat dan hak - hak manusia sebagaimana yang kita ketahui dalam revolusi perancis dengan semboyannya liberte (kebebasan), egalite (persamaan) dan fraternite (persaudaraan). Dalam agama Islam kita ketahui Al-Quran dan Hadist adalah kebenaran absolut, meski dalam furu' terjadi banyak sekali perbedaan namun dalam ashl ( dasar pokok ) sama dimanapun ia berada. Untuk kebenaran ini karena sifatnya yang universal maka sangat mudah diketahui benar atau salah sikap individu, kelompok, instansi, atau bahkan kebijakan pemerintah. Dari sini hukum yang kita kenal sekarang dibentuk. Menurut saya ini tidaklah susah menjadi "benar" dalam kebenaran jenis ini. Kedua, kebenaran kolektif. Sebuah kebenaran yang diakui hanya oleh sebagian kelompok manusia tertentu saja. Kebenaran model ini bisa kita jumpai pada hukum adat, peraturan sekolah, asrama maupun pesantren. Baik tertulis maupun tidak tertulis. Dengan kemampuan manusia beradaptasi, untuk menjadi "benar" dalam kebenaran ini pun tidaklah sulit. Meski terkadang proses untuk beradaptasi dalam kebenaran ini membutuhkan waktu agak lama. Beberapa hari lalu saya baru menemukan jenis kebenaran yang lain. Suatu jenis kebenaran yang sering terlewatkan. Kebenaran yang sifatnya lebih spesifik daripada kebenaran kolektif yakni kebenaran individu. Kebenaran dalam perspektif seseorang tidaklah sama dengan perspektif orang lain. Sehingga tak jarang menimbulkan kesalahpahaman dan tindakan saling menyakiti karena masing - masing merasa paling "benar". Ini yang sering membuat saya tidak mengerti bagaimana sebaiknya harus bersikap. karena orang lain terkadang enggan memberitahukan kebenaran dalam sudut pandang mereka, hingga suatu ketika meledaklah kemarahan akan sikap - sikap yang tak sesuai dengan kebenaran perspektif mereka. Wah, saya sampai bingung siapa yang salah dan apa yang salah. Untungnya manusia juga menciptakan kata "maaf" dalam kehidupan sosial. Kata ini menjembatani dua perspektif yang berbeda menjadi harmonis terlepas dari judge benar dan salah. Memang semua orang berproses menjadi "benar" namun tetaplah harus melalui jalan yang "benar" pula. Yogyakarta, 10 Juli 2015 _Nadine Husein_ NB : Saya tidak membicarakan hakikat kebenaran hidup di sini sebab akan melalui pembahasan yang amatlah panjang, dan saya masihlah dalam perjalanan menemukannya.

0 komentar:

Posting Komentar